Halo, para pejuang konten WordPress! Kalau kamu baru mulai ngeblog atau bikin website, pasti pernah bingung saat mau publikasi konten: “Ini harus pakai Page atau Post, ya?”. Tenang, kamu nggak sendirian! Banyak yang masih rancu soal perbedaan page dan post di WordPress. Padahal, memahami kedua fitur ini penting banget biar website-mu terstruktur rapi dan ramah SEO. Yuk, kita kupas tuntas biar kamu makin paham!
Apa Itu Post dan Page di WordPress?
Sebelum bahas perbedaannya, mari kenali dulu definisi dasar keduanya.
1. Pengertian Post di WordPress

Post adalah konten dinamis yang biasanya digunakan untuk publikasi artikel blog, berita, atau updatetan terbaru. Contohnya: tulisan tutorial, resep masakan, review produk, atau opini pribadi. Post memiliki sifat time-sensitive, artinya kontennya relevan sesuai waktu publikasi dan bisa jadi “kadaluarsa” seiring waktu.
Ciri khas Post:
Dapatkan Saldo Google Ads Gratis
Buat Website Profesional Sekarang di WebEsia! Langsung Dapat Saldo Iklan Google Ads GRATIS Rp500.000! Tim kami yang urus semuanya. Mulai dari pembuatan website hingga iklan berjalan. Anda tinggal duduk santai dan siap menerima calon pelanggan yang masuk lewat chat website Anda!
- Muncul di RSS feed
- Bisa dikategorikan dan diberi tag
- Tampil berurutan dari terbaru ke terlama di halaman blog
2. Pengertian Page di WordPress

Page (halaman) adalah konten statis yang berisi informasi tetap tentang website atau bisnismu. Contohnya: About Us, Contact, Privacy Policy, atau halaman layanan. Page nggak terikat waktu dan jarang di-update kecuali ada perubahan informasi.
Ciri khas Page:
- Bisa punya hierarki (misal: Parent Page dan Child Page)
- Nggak punya kategori atau tag
- Biasanya jadi bagian dari menu navigasi
Perbedaan Post dan Page di WordPress
Supaya lebih jelas, kita bedah satu per satu dari segi fungsi, tampilan, dan penggunaannya.
1. Tujuan Konten
- Post: Untuk konten yang update rutin dan ingin diarsipkan berdasarkan tanggal/kategori. Cocok buat blog, artikel berita, atau tips harian.
- Page: Untuk informasi yang sifatnya permanen dan nggak butuh update sering. Misalnya, FAQ atau portofolio.
Analoginya gini:
Kalau website itu restoran, Post adalah menu spesial hari ini yang bisa berganti tiap minggu. Sedangkan Page adalah daftar menu tetap yang selalu ada, seperti nasi goreng atau soto ayam.
2. Struktur dan Organisasi
- Post:
- Bisa dikelompokkan pakai kategori (misal: “Teknologi”, “Travel”) dan tag (misal: “WordPress”, “Tips SEO”).
- Muncul di RSS feed, jadi follower bisa langganan update terbaru.
- Punya fitur author dan tanggal publikasi.
- Page:
- Bisa dibuat hierarki. Contoh:
- Parent Page: “Layanan”
- Child Page: “Desain Website”, “SEO Agency”
- Parent Page: “Layanan”
- Nggak punya kategori/tag, tapi bisa diatur lewat custom menu.
- Bisa dibuat hierarki. Contoh:
3. Tampilan di Front-End
- Post:
- Biasanya muncul di halaman blog berurutan dari terbaru.
- Punya section komentar (kecuali dimatikan).
- Bisa dibagikan ke media sosial dengan mudah.
- Page:
- Harus ditambahkan manual ke menu navigasi.
- Komentar biasanya dimatikan (karena nggak relevan untuk halaman seperti Contact).
- URL-nya sering lebih pendek, contoh: website.com/about.
4. Dampak pada SEO
Ini penting buat yang mau naikin ranking di Google!
- Post:
- Karena terupdate rutin, bisa bikin website lebih “hidup” di mata mesin pencari.
- Kategori dan tag membantu SEO dengan memperkaya struktur topik.
- Tapi, risiko duplikasi konten kalau tag/kategori nggak diatur baik.
- Page:
- Cocok untuk target keyword spesifik yang kompetitif. Misalnya: “Jasa Pembuatan Website“.
- Kontennya lebih panjang dan detail, karena fokus ke satu topik.
- Hierarki page bisa memperkuat site structure, yang disukai Google.
Kapan Harus Pakai Post vs Page?
Agar nggak salah pilih, ikuti panduan simpel ini:
Gunakan POST jika:
- Mau nulis artikel blog atau berita.
- Kontenmu punya tanggal relevan (misal: “Prediksi Tren SEO 2024”).
- Ingin kontenmu muncul di RSS feed atau halaman blog.
- Perlu pakai kategori/tag buat pengelompokan.
Gunakan PAGE jika:
- Mau bikin halaman statis seperti About Me, Kebijakan Privasi, atau Layanan.
- Kontennya perlu diakses via menu navigasi.
- Ingin membuat landing page khusus untuk promosi.
- Butuh hierarki (misal: Services > Web Development > WordPress).
Contoh Kasus: Salah Pilih Page/Post, Apa Dampaknya?
Misalnya, kamu bikin halaman Contact pakai Post. Apa yang terjadi?
- Halaman kontakmu akan tenggelam di antara artikel blog lainnya.
- Bisa muncul di RSS feed, padahal nggak perlu.
- Nggak bisa diatur di menu navigasi tanpa bantuan custom link.
Sebaliknya, kalau kamu publish artikel tutorial pakai Page:
- Artikelmu nggak bisa dikategorikan atau ditambahkan tag.
- Nggak muncul di halaman blog, jadi visitor sulit menemukannya.
- Kehilangan fitur komentar (kecuali diaktifin manual).
Intinya: Salah pilih = repot sendiri!
Tips Mengoptimalkan Post dan Page
Agar kedua fitur ini bekerja maksimal, terapkan trik berikut:
Untuk POST:
- Manfaatkan kategori dan tag dengan bijak. Jangan sampai kebanyakan!
- Aktifkan featured image biar tampilan di halaman blog lebih menarik.
- Gunakan plugin seperti Yoast SEO untuk optimasi keyword.
- Jadwalkan update konten lama (update post) agar tetap relevan.
Untuk PAGE:
- Buat hierarki jelas. Contoh: Product > Software > Aplikasi Kasir.
- Tambahkan call-to-action (CTA) di halaman layanan, seperti “Pesan Sekarang”.
- Manfaatkan page builder (Elementor, Divi) untuk desain lebih keren.
- Gunakan permalink yang singkat dan deskriptif (hindari *website.com/page-123*).
Pertanyaan Umum Seputar Perbedaan Page dan Post di WordPress
Bisakah Post diubah jadi Page, atau sebaliknya?
Bisa, tapi nggak langsung dari dashboard. Kamu perlu pakai plugin seperti Post Type Switcher atau ekspor/impor manual.
Mana yang lebih SEO-friendly?
Keduanya! Tergantung tujuan. Post bagus buat traffic organik lewat artikel, Page cocok untuk target keyword komersial.
Berapa maksimal jumlah Page atau Post yang boleh dibuat?
Nggak ada batasan! Tapi pastikan kualitas konten tetap prioritas.
Kesimpulan: Pahami Perbedaannya, lalu Mulai Publikasi!
Jadi, perbedaan page dan post di WordPress itu terletak pada tujuan konten, struktur, dan cara tampil. Post untuk konten dinamis seperti blog, Page untuk info tetap seperti halaman profil. Dengan memakai keduanya sesuai kebutuhan, website-mu bakal lebih terorganisir, user-friendly, dan siap bersaing di SEO.
Nah, sekarang kamu sudah paham kan? Jangan sampai salah pilih lagi ya! Kalau masih bingung, coba tulis di komentar, nanti kita bahas bareng-bareng. Happy blogging!